PENGARUH SUHU PENCAMPURAN MINYAK JELANTAH DENGAN DUA KATALIS YANG BERBEDA PADA PROSES PEMBUATAN BIODIESEL |
Penulis SEPTIAN ARDHI KURNIAWAN
Pembimbing : - - -
|
ABSTRAK :
Minyak jelantah (waste cooking oil) merupakan limbah dan bila ditinjau dari komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik (racun), yang terjadi selama proses penggorengan. Untuk itu perlu penanganan yang tepat agar limbah minyak jelantah ini dapat bermanfaat dan tidak menimbulkan kerugian dari aspek kesehatan manusia dan lingkungan. Salah satu bentuk pemanfaatan minyak jelantah agar dapat bermanfaat dari berbagai macam aspek ialah dengan mengubahnya secara proses kimia menjadi biodiesel.
Pada penelitian proses pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel ini, suhu pencampuran biodiesel dengan katalis sebagai variabel yang diubah. Alat uji yang digunakan berupa kompor bertekanan untuk mengetahui besarnya temperatur proses pembakaran dari biodiesel yang dihasilkan.
Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa nilai energi yang terbaik dari biodiesel dengan katalis NaOH suhu pencampuran 50 C dan katalis KOH suhu pencampuran 60 C.
Kata kunci : biodiesel, minyak jelantah, suhu pencampuran.
|
Tulisan Lengkap dapat Dibaca di Ruang Tesis/Disertasi
|
|
Penulis |
: SEPTIAN ARDHI KURNIAWAN |
|
NIM |
: 05040022 |
|
Foto |
: |
|
File |
: [ Baca file skripsi ]
|