ABSTRAK :
Airfoil adalah penampang potongan sayap dengan bidang sejajar
kecepatan terbang dan tegak lurus dengan sayap. Airfoil merupakan bentuk sayap
secara dua dimensi. Gaya angkat adalah gaya ke atas pada airfoil. Gaya ini terjadi
karena permukaan lengkung airfoil yang menyebabkan perubahan kecepatan dan
tekanan udara statik. Sehingga tekanan statik di atas dan bawah permukaan
berbeda. Perbedaan inilah yang akan menghasilkan resultant gaya (gaya
aerodinamis). Untuk mengetahui lebih jauh tentang gaya angkat maka dilakukan
analisa tentang terjadinya gaya angkat berdasarkan distribusi tekanan airfoil yang
dijelaskan dalam bentuk koefisien tekanan (Cp).
Pengujian menggunakan terowongan angin subsonic yang berada di
Departement Aerodinamika Akademi Angkatan Udara Yogyakarta. Dengan bahan
uji airfoil NACA 0012. Dengan parameter pengujian yaitu kecepatan udara free
stream 37 m/s, tekanan atmosfer 102500 N/m² dan temperatur ruangan 303 K.
Dengan variasi sudut serang.
Dari hasil pengujian tersebut selanjutnya dilakukan pengolahan data dan
dianalisa. Dari penelitian yang telah dikakukan didapatkan bahwa Aliran udara
yang melewati permukaan airfoil mengalami perubahan kecepatan dan
tekanan.Dengan perubahan sudut serang yang positif akan menghasilkan
perbedaan koefisien tekanan antara permukaan bawah dan atas airfoil.Untuk
mengetahui besarnya koefisien lift yang dihasilkan dapat dilihat dari luasan yang
dibentuk oleh koefisien tekanan atas dan koefisien tekanan bawah.Pada sudut
serang negative gaya angkat yang dihasilkan juga negative, sedangkan pada sudut
serang positif gaya angkat yang hasilkan akan positif sampai pada koefisien lift
maksimum. Gaya angkat nol terjadi pada sudut serang 1,2°. Karena pada sudut
serang 0° CL = -0.10074 (negative) dan pada sudut serang 2° CL = 0.06795
(positif). Gaya angkat maksimum terjadi pada sudut serang 12° dengan nilai
koefisien lift-nya 0.96892 sehingga setelah α :12 ° maka akan terjadi stall.
Kata kunci : airfoil, gaya angkat, distribusi tekanan
|