© jkj,gwww.itda.ac.id 2024

Detail Skripsi

PEMILIHAN JENIS PESAWAT YANG EFISIEN UNTUK RUTE CGK – DJB – CGK DAN CGK – PKY – CGK DENGAN PENGGOLONGAN BIAYA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 26 TAHUN 2010 BAGI MASKAPAI GARUDA INDONESIA
Penulis
TRI SETIAWAN W P
Pembimbing : Yasrin Zabidi, ST. MT - Subardjo, SE

ABSTRAK :
Dunia penerbangan adalah bisnis yang dinamis, oleh karena itu perencanaan airline harus selalu dievaluasi secara terus-menerus mengikuti perkembangan yang sedang terjadi. Untuk menjamin kelancaran operasional suatu usaha jasa bidang penerbangan atau airline dibutuhkan beberapa analisa. Skripsi ini membandingkan biaya operasional dari beberapa jenis pesawat yang digunakan Maskapai Garuda Indonesia untuk rute penerbangan domestic. Penulis mengambil rute CGK – DJB – CGK dan CGK – PKY – CGK. . Penentuan pemilihan jenis pesawat yang efisien dengan membandingkan biaya operasional dengan cara mencari seat minimum mencapai break even point(BEP) yang paling sedikit dan juga dengan melihat keadaan pasar yang ada. Biaya operasional diperhitungkan dengan penggolongan biaya berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 26 Tahun 2010 dan data dari Garuda Indonesia dengan perhitungan manual. Untuk rute CGK – DJB – CGK pesawat B737-500 mempunyai biaya operasi paling kecil yaitu 16.532,323 USD dari pada jenis pesawat yang lain. Untuk B737-300 sebesar 17.660,900 USD, B737-400 sebesar 18.779,246 USD, dan B737-800 sebesar 18.007,942 USD. Jika dilihat dari seat minimum untuk mencapai break even point (BEP), pesawat B737-500 membutuhkan 75 seat, B737-300 membutuhkan 80 seat, B737-400 membutuhkan 85 seat, dan B737-800 membutuhkan 81 seat. Untuk biaya per available seat kilometers (ASK) jenis B737-800 mempunyai biaya ASK paling kecil yaitu 0,082 USD per kilometer, sedangkan B737-500 mempunyai biaya ASK paling besar yaitu 0,111 USD per kilometer. Untuk rute CGK – PKY – CGK pesawat B737-500 juga mempunyai biaya operasi paling kecil yaitu 21,982.311 USD dari pada jenis pesawat yang lain. Untuk B737-300 sebesar 23,111.147 USD, B737-400 sebesar 24,974.636 USD, dan B737-800 sebesar 24,999.207 USD. Jika dilihat dari seat minimum untuk mencapai break even point (BEP), pesawat B737-500 membutuhkan 88 seat, B737-300 membutuhkan 92 seat, B737-400 membutuhkan 100 seat, dan B737-800 membutuhkan 100 seat. Untuk biaya per available seat kilometers (ASK) jenis B737-800 mempunyai biaya ASK paling kecil yaitu 0,080 USD per kilometer, sedangkan B737-500 mempunyai biaya ASK paling besar yaitu 0,103 USD per kilometer. Untuk rute CGK – DJB – CGK dengan rata-rata 73 penumpang per trip, pesawat B737-500 dengan kapasitas 110 seat mempunyai biaya operasi yang paling kecil dan jumlah seat minimum paling kecil yaitu 75 seat untuk mencapai BEP, sehingga pesawat ini yang paling efisien untuk dioperasikan pada rute tersebut. Sedangkan rute CGK – PKY – CGK dengan rata-rata 99 penumpang per trip, pesawat B737-500 juga pesawat yang efisien untuk rute tersebut yang membutuhkan 88seat untuk mencapai BEP. Tetapi juga bisa sebagai alternative kedua yaitu pesawat B737-300 dengan seat 126 dan untuk mencapai BEP membutuhkan seat 92. Jadi untuk rute CGK – PKY – CGK jenis pesawat yang efisien adalah jenis B737-500 dan B737-300. Keyword : biaya operasional, pemilihan jenis pesawat


Tulisan Lengkap dapat Dibaca di Ruang Tesis/Disertasi
Penulis : TRI SETIAWAN W P
NIM : 07050020
Foto :
File : [ Baca file skripsi ]
   

E-LibSTTA

Sistem Informasi Perpustakaan STTA Yogyakarta

© E-LibSTTA 2024