ABSTRAK :
Dalam proses perancangan pesawat terbang, pesawat terbang didesain tidak hanya mampu terbang pada cuaca normal, tetapi juga mampu terbang dalam berbagai kondisi, diantaranya pada kondisi icing yang bilamana jika terjadi pembentukan es pada komponen tertentu pada pesawat dapat mempengaruhi performa pesawat. Analisis pengaruh icing terhadap performa pesawat bertujuan untuk memahami alur kerja perhitungan, mulai dari analisis karakteristik aerodinamika untuk mencari nilai dan dengan perangkat lunak FLUENT dan MSES. Kemudian menghitung data polar yang digunakan untuk menghiutng performa pesawat N 219 dengan perangkat lunak Aircraft performance.
Dari hasil validasi pada ujicoba Wind Tunnel untuk Re=2.7E+06, = 1.68 dicapai pada sudut serang (α) = 16°, dan untuk Re=4.1E+06, = 1.8 dicapai pada α= 16°. Pada iterasi FLUENT, untuk Re=2.7E+06, = 1.64293 dicapai pada α= 16°, dan untuk Re=4.1E+06, = 1.681087 dicapai pada α = 16°. Pada iterasi MSES, untuk Re=2.7E+06, = 1.9073 dicapai pada α = 20°, dan untuk Re=4.1E+06, = 1.9781 dicapai pada α = 20°. Pada proses pembentukan es, proses iterasi dilakukan pada M=0.3 dan Re=3.9E+06. Dari hasil iterasi FLUENT pada keadaan clean, untuk T=-5°C, = 1.7023 dicapai pada α = 16°, dan untuk T=-20°C, = 1.70658 dicapai pada α= 16°. Dari iterasi MSES, untuk T=-5°C dan T=-20°C, = 1.8553 dicapai pada α= 18°. Dari hasil iterasi FLUENT, pada keadaan glaze ice, = 1.3443 dicapai pada α= 12°, dan pada keadaan rime ice, = 1.46298 dicapai pada α= 12°. Dari hasil iterasi MSES, pada keadaan glaze ice, = 0.9909 dicapai pada α= 6°, dan pada keadaan rime ice, = 1.6173 dicapai pada α= 14°. Setelah didapat data karakteristik aerodinamika, kemudian dicari data polar yang akan digunakan untuk perhitungan performa pesawat N 219. Dari perhitungan performa pesawat N 219 akibat pengaruh icing, didapat penurunan performa rata-rata pada Time, Distance, dan Fuel terhadap ketinggian akibat pengaruh glaze ice adalah 7.6 %, dan akibat pengaruh rime ice 3.2
Dari hasil validasi dapat disimpulkan bahwa hasil validasi ujicoba Wind Tunnel – iterasi MSES lebih baik dibandingkan dengan hasil iterasi Wind Tunnel – FLUENT. Dari hasil perhitungan CFD, pada keadaan tanpa es (clean), dicapai pada sudut serang = 18°,sedangkan pada glaze ice dan rime ice, dicapai pada sudut serang kurang dari = 14°. Dari hasil perhitungan performa
xxii
pesawat N 219, didapat penurunan performa akibat glaze ice pada time – distance – fuel adalah 7.6 % dari keadaan normal (clean), sedangkan akibat rime ice adalah 3.2 % dari keadaan clean. Pengaruh rime ice lebih baik dari glaze ice karena bentuk geometri es pada glaze ice tidak beraturan dan memiliki dua tanduk.
(Kata kunci: karakteristik aerodinamika, data polar, penurunan perfoma)
|