ABSTRAK :
Ketika pesawat terbang mendarat mendekati suatu permukaan (ground),
maka di antara sayap dengan ground tersebut terbentuk fenomena aerodinamika
berupa bantalan udara (air cushion) yang dikenal dengan istilah ground effect.
Fenomena tersebut menciptakan 2 kontribusi aerodinamika pada pesawat, yaitu
peningkatan lift dan penurunan drag. Dengan memperhatikan fenomena ini,
dilaksanakan sebuah investigasi ilmiah tentang geometri aerofoil yang tepat untuk
WIGE craft melalui pendekatan chord dominated ground effect berbasis CFD
Fluent 6.2.16. Tujuannya adalah memperoleh bentuk atau geometri aerofoil yang
tepat diantara 3 kandidat aerofoil, yaitu aerofoil M15 flat bottom surface, MH-61
S-shaped, dan NACA 2312 Semi-symmetrical.
Hasil pengujian menunjukkan, aerofoil M15 yang memiliki bentuk sisi
lower yang datar (flat bottom surface), mampu membangkitkan fenomena dampak
permukaan yang paling baik daripada aerofoil MH-61 maupun NACA 2312,
dimana kedua aerofoil tersebut memiliki bentuk sisi lower yang convex
(cembung) menyebabkan penurunan tekanan statik (bad ground effect) .
Jenis aerofoil bergeometri flat bottom surface adalah pilihan yang tepat
dalam merancang wahana WIGE craft, khususnya sayap (wing), karena memiliki
progres peningkatan koefisien lift yang lebih tinggi, tekanan statik yang lebih
kuat, maupun fenomena separasi aliran yang lebih lama pada berbagai ketinggian
terbang (h) dimulai dari 1c ~ 0,1c.
Kata kunci: chord dominated ground effect, CFD Fluent, WIGE cr
|