ABSTRAK :
Kota Palu merupakan ibu kota Propinsi Sulawesi Tengah yang memiliki prospek yang berkembang lebih besar dibanding daerah-daerah lain di Sulawesi Tengah. Secara geografis kota Palu memiliki potensi yang menguntungkan untuk menjadi pusat distribusi barang dan jasa yang akan disalurkan dari dan ke kota Palu. Oleh karena itu transportasi udara sangat berperan penting untuk menunjang hal tersebut.
Dalam pengembangan bandar udara muriara penulis melakukan pengumpulan data yang berupa metode observasi dan wawancara. setelah dilakukan pengumpulan data, data tersebut dipilih, dikompilasi dan dianalisa agar diketahui kebutuhan fasilitas sisi udara bandara apakah masih layak atau harus dilakukan penambahan. Analisa yang dilakukan antara lain : analisa tingkat pertumbuhan demand, analisa pergerakan pesawat, penumpang dan barang serta analisa komponen geometris bandara.
Berdasarkan hasil analisis pengembangan runway dan apron pada bandar udara mutiara palu diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Kondisi eksisting dimensi runway bandar udara mutiara belum mencukupi untuk operasi boeing 737-900 ER, (MTOW/MLW). Dimensi yang dibutuhkan adalah 3165 m, Dari hasil forecast menunjukan kenaikan pergerakan pesawat, penumpang dan barang sampai tahun 2022. Dimana untuk pergerakan pesawat 9.174, penumpang 1.359.285 dan barang 13.213.020, serta untuk mengatasi kenaikan jumlah penumpang hasil forecast tahun 2020 untuk boeing 737-900 ER masih mencukupi. Namun pada tahun berikutnya sudah tidak mencukupi, sehingga menggunakan alternatif perubahan jenis pesawat angkut yang lebih besar karena tidak mungkin untuk merubah jadwal penerbangan.
Kata kunci: runway, apron, forecast
|