ABSTRAK :
Bandara Internasional Lombok (BIL) diharapkan mampu menggantikan fungsi dari Bandara Selaparang yang akan mampu menampung arus penumpang setiap tahunnya yang semakin meningkat. Peningkatan arus penumpung yang terus menerus juga harus diimbangi dengan kapasitas dan fasilitas Bandara, baik itu yang menyangkut kenyamanan, keamanan dan keselamatan, mengingat Bandara Selaparang tidak bisa dikembangkan lagi karena keterbatasan lahan. Dengan beroperasinya Bandara Internasional Lombok (BIL) yang memiliki lahan yang lebih luas serta fasilitas dan kapasitas yang jauh di atas Bandara Selaparang, hal ini sangat memungkinkan untuk melakukan peningkatan pendapatan Aeronautika maupun Non-Aeronautika, pengembangan bisnis baru dan peningkatan kapasitas, karena penambahan kapasitas secara langsung akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih besar.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan observasi langsung ke Bandara Internasional Lombok untuk mendapatkan gambaran nyata mengenai perusahaan. Data yang didapatkan dianalisa secara deskriptif menggunakan analisis SWOT yang dilakukan dengan menguraikan implementasi melalui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan yang diterima oleh Bandara Internasional Lombok secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu pendapatan Aeronautika dan pendapatan Non-Aeronautika. Pendapatan dari sektor Aeronautika sebesar Rp 30.826.130.492,- dan dari Non-Aeronautika sebesar Rp 16.683.896.886,-. Penambahan kapasitas dan fasilitas Bandara Internasional Lombok secara langsung meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih besar. Sasaran perusahaan ditetapkan dengan mempertimbangkan berbagai peluang maupun perkembangan dunia penerbangan dan pengelolaan Bandara. Manajemen harus menetapkan dua sasaran utama yang akan dicapai yaitu peningkatan pendapatan dan peningkatan kualitas layanan.
Kata kunci: Pendapatan, Aeronautika, Non-Aeronautika, Peningkatan Pendapatan.
|