ABSTRAK :
Anti-icing dipahami sebagai penerapan bahan kimia yang tidak hanya
mengilangkan, tetapi juga dapat menunda reformasi es untuk jangka waktu
tertentu, atau mencegah adhesi es untuk membuat penghapusan mekanik lebih
mudah. Pada pitot static tube, anti-icing yang digunakan adalah dengan metode
aplikasi panas. Cara kerja, proses serta hasil analisa perlu diketahui pada pitot
heat (heater) sebagai anti-icing guna keamanan sistem pitot tube.
Subyek penelitian adalah pitot tube yang digunakan pada pesawat CN-
235, sedangkan obyeknya yaitu menganalisis heat transfer pada permodelan
heater pitot static tube pesawat CN-235 pada ketinggian yaitu 10.000-25.000 feet
(3.048 -7.620 meter) dimana temperatur atmosfer diperkirakan antara 268,3 oK
(23 oF) sampai 238,6 oK (-30 oF). Analisa menggunakan persamaan konduksi,
persamaan konveksi dan penggunaan program CATIA.
Pemberian electrical thermal melalui heater mengikuti sebuah proses
dimana jika suhu atmosfer normal sesuai dengan grafik standar atmosfer maka
semakin cepat pesawat maka panas yang dibutuhkan heater akan semakin besar.
Begitu juga dengan semakin tinggi pesawat tersebut mengudara maka panas yang
dibutuhkan heater akan semakin besar pula. Sehingga suhu heater TH pada
kecepatan 375 ft/s dan ketinggian 25.000 ft merupakan suhu heater tertinggi bila
dibandingkan dengan kecepatan lain; 100 ft/s, 200 ft/s dan 300 ft/s pada semua
ketinggian yang diuji. Sementara hasil pada penyebaran suhu sepanjang pitot (L)
atau internal heater, pada hasil yang didapat dari CATIA tidak berupa garis
lurus dan dianggap lebih mendekati pada keadaan sebenarnya.
Kata kuci: Pitot, Heat Transfer, CATIA
|