ABSTRAK :
Mengingat semakin tahun sarana transportasi udara semakin meningkat dan berkembang pesat, maka untuk membantu kelancaran penumpang tersebut telah direncanakan pengembangan terhadap Lanud Wirasaba – Purbalingga, sehingga masyarakat dapat dengan mudah melakukan kegiatan dengan bertransportasi serta membantu meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Purbalingga dan sekitarnya. Faktor-faktor yang mendukung pengembangan Lanud Wirasaba – Purbalingga yaitu pertumbuhan lalu lintas angkutan udara, peranan dan regulasi pemerintah serta potensi kondisi ekonomi dan geografis daerah. Maka dari itu, penulis mengkaji pengembangan apron serta alat bantu navigasi radio dan Instrument Landing System untuk pendaratan Instrument Flight Rules di lanud tersebut. Software dan metode yang digunakan dalam analisa dan perhitungan menggunakan Catia V5R16 serta ketentuan dari ICAO dan FAA.
Setelah dilakukan perhitungan pengembangan apron untuk pesawat Boeing 737-800 (dimensi apron menurut masterplan adalah 125 m × 120 m) didapatkan 2 parking stand dengan dimensi apron hasil perhitungan adalah 98,6 m × 94,4 m.Untuk fasilitas alat bantu navigasi radio memerlukan VHF Omnidirectional Range (VOR), Distance Measurement Equipment (DME) dan Non-Directional Beacon (NDB). Sedangkan fasilitas Isntrument Landing System untuk pendaratan Instrument Flight Rules memerlukan Localizer, Marker Beacon yang mencakup Outer Marker dan Middle Marker dan Glide Path.
Pemilihan tipe pesawat rencana adalah Boeing 737-800 dengan Aerodrome Refference Code 4C. Dimensi hasil perhitungan perancangan apron adalah sebesar 98,6 m × 94,4 m. Dimensi apron tersebut diharapkan dapat menampung 2 pesawat Boeing 737-800 pada jam sibuk. Untuk fasilitas alat bantu navigasi radio menurut SKEP MENHUB nomor 47 tahun 2002 meliputi VOR, DME dan NDB. Sedangkan untuk Instrument Landing System meliputi Localizer, Marker Beacon (Outer Marker dan Middle Marker) dan Glide Path menurut SKEP/113/VI/2002.
Kata kunci : Apron, Instrument Landing System, Dimensi
|