ABSTRAK :
Sederhananya adalah paramotor tidak jauh berbeda dengan paralayang hanya saja menggunakan motor atau mesin dan dilengkapi baling-baling. Bahkan menggunakan bahan bakar yaitu bensin yang dapat membuat durasi terbang bisa lebih lama dan tinggi. Kemudian untuk take off pun tidak memerlukan tempat dari ketinggian ataupun landai. Hanya saja dibutuhkan tekanan angin yang cukup. Tujuan dalam penulisan skripsi ini untuk mengetahui cara melakukan proses modifikasi mesin DLE 170 Twin (mesinpesawat RC aeromodelling) menjadi paramotor dan menentukan prestasiterbang paramotor Garuda 01 Leader.
Pada penelitian ini, penulis membuat paramotor dengan menggunakan engine pesawat RC aeromodelling yang dimodifikasi pada bagian ignition sensor. Pada posisi awal bagian ignition sensor diubah atau diturunkan beberapa derajat dari TMA. Fungsi merubah ignition sensor untuk mencari titik mati atas sehingga mendapat pengapian yang sempurna dan mengubah arah putaran propeller.
Setelah paramotor Garuda 01 Leader selesai dibuat kemudian dilakukan uji terbang pada ketinggian 98,42 ft dengan penggunaan fuel sebanyak ΒΌ liter dapat menghasilkan endurance selama 0,216 hours (13 menit) dan range sepanjang 1,193 miles (1,92 Km). Sedangkan pada perhitungan matemati dari data terbang diperoleh endurance selama 0,317 hours (19,2 menit) dan range sepanjang 3,8 miles (6,11 Km). Jadi terdapat selisih hasil antara perhitungan matematis dengan hasil pengujian terbang. Selisih yang didapat, nilai endurance selama 0,101 hours (6,1 menit) dan range sepanjang 2,60 miles (4,19 Km).
Kata Kunci : Paramotor, Modifikasi Engine, Endurance, Range.
|