ABSTRAK :
Seiring dengan berkembang pesatnya internet, menimbulkan masalah pada
alokasi pengalamatan IPv4. Sebab, IPv4 hanya memiliki kurang dari 4 milyar
alamat dan sebentar lagi akan habis. Oleh karena itu, diciptakan IPv6 yang
menggunakan sistem hexadecimaldalam proses pengalamatannya danmempunyai
alamat yang sangat besar yaitu 3,4 x 1038alamat. Tetapi sekarang ini masih banyak
infrastruktur jaringan dari segi hardwaremaupun software yang belum
mendukung penuh IPv6. Agar peralatan yang masih menggunakan IPv4 dapat
menggunakan infrastruktur jaringan berbasis IPv6, maka digunakan teknik
tunneling. Hal tersebut membuat munculnya ide untuk menguji dan menganalisa
nilai delaydan throughput tpada video streaming yang mempunyai beban kerja
berat pada jaringan. Sistem video streamingpada aplikasi ViSion 1.0 yang telah
dirancang ini dilengkapi motor stepper webcam agar dapat menunjang visibilitas
citra yang dapat ditangkap.Kemudian client yang terhubung dengan serverdapat
mengendalikan motorstepper webcamsecara jarak jauh.Pada tahap implementasi,
ViSion 1.0 berjalan pada jaringan berbasis IPv4 dan IPv6. Selanjutnya pada tahap
pengujian dilakukan pengambilan data nilai delay dan throughput dari kedua
pengalamatan jaringan tersebut dan dilakukan proses analisa.Berdasarkan hasil
analisa yang diperoleh, menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan.
Jadi, secara umum perbedaan performa tidak terlalu terasa ketika sistem video
streamingini dijalankan pada kedua sistem pengalamatan jaringan tersebut.
Namun dari perbandingan nilai rata –rata delaydan throughput, IPv4 masih lebih
unggul daripada IPv6.Hal ini kemungkinan besar disebabkan headerIPv4 tidak
sebesar header IPv6 yang tentu saja mempengaruhi besar framepaket data yang
harus dikirimkan pada jaringan komputer, sehingga traffic network semakin padat.
Kata kunci: Video Streaming, IPv6 Tunneling, Quality of Service, Motor Stepper
|