ABSTRAK :
Analisa Kelayakan Operasi N219 Di Papua Barat dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan pesawat untuk melayani rute-rute potensial di wilayah Papua Barat yang diukur dengan kelayakan pada aspek teknis dan finansial. Analisa yang digunakan Adalah menggunakan Kombinasi Metode dari ATA dan Hisar Pasaribu, serta KM no.26 tahun 2010 untuk menghitung biaya operasional sedangkan untuk faktor teknis penulis mendapatkan referensi dari perusahaan yang memproduksi N219 yakni PT.Dirgantara Indonesia.
Dengan jenis mesin turboprop ini penggunaan bahan bakar akan lebih irit, karena jenis mesin ini lebih menguntungkan, pada kecepatan saat approach akan lebih rendah dibandingkan dengan mesin jenis jet. Hal ini berhubungan pada saat akan melakukan landing dimana kontur geografis yang cukup berbukit- bukit. Serta dengan didukung karateristik yang dimiliki, pesawat N 219 sangat cocok sebagai pesawat perintis dengan menggunakan rute - rute yang pendek di Papua Barat
. Dari hasil analisa aspek finansial diperoleh pendapatan untuk 8 rute dengan asumsi 4 kali penerbangan seminggu, diperoleh profit per trip sekali terbang untuk semua rute sebesar Rp 31.120.144, sehingga diperoleh pendapatan pertahun dengan total 192 penerbangan sebesar Rp 5.975.067.648. Untuk mengkur kelayakan investasi maka aliran kas hasil perhitungan ROR dibandingkan dengan suku bunga yang berlaku saat ini, dimana suku bunga pada saat in adalah 7,25% (sumber: Bank Indonesia) maka dengan demikian operasi penerbangan N 219 Di Papua Barat sangat layak untuk dilaksanakan karena nilai aliran kas sebesar 15,0853% jauh lebih tinggi dari tingkat suku bunga yakni 7,25%. Beberapa skenario pengadaan pesawat diharapkan bisa menjadi pertimbangan sendiri untuk pemilihan model pengadaan pesawat pemerintah daerah.
Kata Kunci: Kelayakan, Operasi, Papua Barat
|