ABSTRAK :
Kota Singkawang memiliki potensi pariwisata dan budaya yang besar, menarik lebih
dari 1,6 juta wisatawan pada tahun 2023. Namun, aksesibilitas udara masih terbatas karena
perjalanan menuju kota ini harus melalui Bandara Internasional Supadio dan dilanjutkan
perjalanan darat sejauh 166 km. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis
pesawat yang dapat beroperasi, menentukan potensi rute penerbangan domestik, serta
menghitung biaya operasional dan harga tiket yang dapat ditawarkan untuk setiap rute
potensial. Metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif berbasis data sekunder,
mencakup analisis klasifikasi bandar udara, koreksi kebutuhan panjang runway, penentuan
jarak tempuh (range) pesawat, perhitungan jarak penerbangan (great circle distance), biaya
operasional penerbangan, dan break even point. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis
pesawat yang dapat beroperasi di Bandar Udara Singkawang dengan klasifikasi bandara 4C
dan panjang runway 2000 meter adalah Airbus A320-200, Boeing 737-800, COMAC
ARJ21-700, ATR 72-600, dan ATR 72-500. Meskipun demikian, setelah melakukan
pengoreksian kebutuhan panjang runway, pesawat Airbus A320-200 belum dapat beroperasi
dalam kondisi Maximum Take-Off Weight (MTOW) dengan panjang runway yang tersedia
saat ini. Berdasarkan analisis jangkauan pesawat, teridentifikasi 46 rute potensial. Setelah
mempertimbangkan aspek kelayakan biaya operasional dan harga tiket ideal, diperoleh
bahwa Airbus A320-200 dapat melayani 37 rute, COMAC ARJ21-700 dapat melayani 20
rute, dan ATR 72-500 dapat melayani 16 rute. Biaya operasional pesawat berada pada kisaran
US$ 6.173,24 – US$ 21.704,66, dengan harga tiket ideal berkisar antara US$ 68,9 – US$
117,08 untuk pesawat Airbus A320-200, US$ 69,59 – US$ 83,41 untuk pesawat COMAC
ARJ21-700, dan US$ 91,54 – US$ 110,02 untuk pesawat ATR 72-500. Secara keseluruhan,
pesawat COMAC ARJ21-700 dan ATR 72-500 diniliai paling efisien untuk rute jarak pendek – menengah, sedangkan Airbus A320-200 lebih sesuai untuk rute menengah – jauh. Analisis
ini berfokus pada aspek teknis dan finansial biaya operasional tanpa mencakup penilaian
potensi pasar.
Kata Kunci: Bandar Udara Singkawang, pemilihan jenis pesawat, rute potensial, biaya
operasional penerbangan, Break Even Point (BEP).
|