ABSTRAK :
Pesawat terbang merupakan sarana transportasi berteknologi tinggi yang
mengandalkan sistem-sistem terintegrasi untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan
operasional. Salah satu sistem penting dalam pesawat, khususnya pada Boeing 737-800,
adalah air conditioning system yang termasuk dalam kategori ATA 21. Sistem ini
berfungsi mengatur suhu, tekanan, dan sirkulasi udara di kabin serta ruang kargo guna
menjaga kenyamanan dan kesehatan penumpang maupun awak pesawat. Analisis dalam
penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan Reliability Centered Maintenance
(RCM), yang merupakan salah satu metode yang umum dipakai dalam penentuan strategi
pemeliharaan. Tujuan dari penerapan metode ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat
keandalan serta pola-pola kegagalan yang sering terjadi pada sistem air conditioning.
Berdasarkan hasil analisis dan jenis kerusakan yang terdeteksi, dapat ditentukan bentuk
perawatan yang paling sesuai dan efisien untuk menjaga kinerja sistem tersebut. Hasil
analisis reliabilitas pada enam komponen air conditioning system pesawat menunjukkan
bahwa seluruhnya memiliki nilai β > 1, menandakan pola kegagalan wear-out akibat
keausan. Komponen paling rentan adalah Water Extractor, Ram Air, dan Air Cycle
Machine. Nilai Mean Time To Failure (MTTF) menunjukkan rata-rata waktu operasi
sebelum kegagalan terjadi berkisar antara 3481 hingga 5485 jam. Temuan ini menegaskan
pentingnya penerapan preventive maintenance sebagai strategi pemeliharaan untuk
menjaga keandalan dan mencegah kerusakan selama masa operasional komponen.
|