ABSTRAK :
Speed brake pada pesawat merupakan komponen terdiri atas flight dan ground
spoiler yang berada pada kedua sayap dengan fungsi untuk meningkatkan hambatan udara
(drag) serta mengurangi gaya angkat (lift). Ground spoiler dioperasikan hanya saat pesawat
berada di darat (ground), untuk membantu pengereman setelah touchdown. Sedangkan flight
spoiler berfungsi untuk lateral control, mengurangi kecepatan udara, serta membantu
pengereman setelah touchdown. Berdasarkan pengolahan data kondisi kegagalan speed
brake yang didapatkan dari Aircraft Maintenance Logbook (AML) di PT AMO 145 dengan
menggunakan metode Functional Hazard Assessment (FHA) dan Fault Tree Analysis (FTA)
didapatkan hasil kategori kegagalan fungsi speed brake yang dapat terjadi pada pesawat
Boeing 737-500 adalah major dengan nilai probabilitas kejadian yang diijinkan sebesar 1,0
x 10-5 ≥ x > 1,0 x 10-7 dan minor sebesar 1.0 ≥ x > 1,0 x 10-5. Efek paling parah yang
ditimbulkan dari kegagalan fungsi speed brake adalah ketika speed brake tidak mampu
meningkatkan hambatan udara sesuai yang telah ditentukan dengan kondisi kegagalan
berupa speed brake auto extend not operate, speed brake in flight detent, no vibration feels
no speed reduction significant dan speed brake can’t fully down. Efek tersebut menimbulkan
penurunan yang signifikan pada kemampuan fungsional pesawat dan peningkatan yang
signifikan pada beban kerja crew serta terjadi ketidaknyamanan bagi penumpang. Penyebab
kegagalan tersebut dengan basic event berupa auto speed brake CB fault, actuator fault,
spoiler actuator fault, teleflex cable fault dan teleflex sensor fault.
Kata Kunci: Speed brake, Functional Hazard Assessment (FHA), Fault Tree Analysis (FTA)
|