ABSTRAK :
Urban Air Mobility (UAM) adalah sistem transportasi udara perkotaan berbasis
kendaraan listrik lepas landas dan mendarat vertikal (eVTOL), yang ditawarkan sebagai
solusi alternatif terhadap tantangan mobilitas perkotaan seperti kemacetan, polusi, dan
kepadatan transportasi darat. Beberapa negara seperti Amerika Serikat, Eropa, dan China
telah mengembangkan konsep operasi UAM dengan pendekatan yang disesuaikan terhadap
kondisi geografis, kesiapan infrastruktur, dan struktur regulasi masing-masing. Indonesia,
dengan tingkat urbanisasi yang tinggi, memerlukan pendekatan UAM yang adaptif
terhadap tantangan lokal. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan konsep operasi
UAM dari beberapa negara, kemudian merekomendasikan model operasi yang sesuai
untuk diterapkan di Indonesia, berdasarkan tiga aspek utama: misi, navigasi, dan regulasi.
Metode yang digunakan adalah Systematic Literature Review (SLR) terhadap literatur lima
tahun terakhir, dilengkapi dengan wawancara pelaku industri eVTOL di Indonesia. Hasil
studi menunjukkan bahwa pendekatan bertahap (crawl–walk–run) cocok diterapkan dalam
pengembangan misi UAM di Indonesia, dimulai dari operasi berawak hingga menuju
otonomi penuh. Dari aspek navigasi, tahap awal hingga menengah dapat menggunakan
jalur Visual Flight Rules (VFR) dan UAM Corridor, sementara sistem U-space
direkomendasikan untuk fase otonomi penuh dalam jangka panjang. Dalam aspek regulasi,
adopsi kerangka standar internasional seperti Special Condition for VTOL (SC-VTOL) dari
EASA menjadi solusi untuk membangun regulasi teknis eVTOL yang saat ini belum
tersedia di Indonesia. Rekomendasi ini menjadi dasar pengembangan sistem UAM
nasional yang bertahap, adaptif, dan berkelanjutan.
|