ABSTRAK :
Penggunaan serat alam seperti daun nanas dalam material komposit menghadapi
tantangan terkait ikatan antar serat yang bersifat hidrofilik dengan matrik yang memiliki sifat
hidrofobik serat adanya zat pengotor seperti lignin dan hemuselulosa yang melemahkan
adhesi antar serat-matrik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variasi
konsentrasi alkali (NaOH) sebesar 2%, 4%, 5%, dan 5,5% terhadap kekuatan bending
komposit serat daun nanas dengan matrik epoksi, serta menentukan konsentrasi optimal.
Dilakukan perendaman serat dengan larutan NaOH selama 2 jam, pembuatan komposit
menggunakan teknik vacuum bagging, pengujian bending menggunakan standar ASTM
D7264, serta analisis mode kegagalan melalui pengamatan foto makro. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa konsentrasi NaOH 2% menghasilkan tegangan bending rata-rata
tertinggi sebesar 88,253 MPa, sebaliknya, konsentrasi 4% menghasilkan tegangan bending
rata-rata terendah sebesar 51,983 MPa. Pengamatan foto makro mengungkapkan mode
kegagalan dominan berupa brittle failure, delamination, matrix cracking, fiber pull-out, dan
fiber degradation. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perlakuan alkali pada konsentrasi 2%
optimal untuk meningkatkan kekuatan bending komposit serat daun nanas
Kata Kunci: Komposit, serat daun nanas, perlakuan alkali, vacuum bagging, kekuatan
bending
|