ABSTRAK :
Pesawat udara tanpa awak semakin banyak digunakan untuk berbagai kepentingan.
Maka dari itu banyak berbagai negara yang mencoba untuk mempelajari sistem
pengoperasiannya. Namun karena sistem pesawat udara tanpa awak terus berkembang, sistem
ini juga menjadi lebih rentan terhadap lingkungan elektromagnetik yang kompleks, terutama
dengan adanya gangguan elektromagnetik atau Electromagnetic Interference (EMI) yang dapat
menyebabkan hilangnya kendali dalam pengoperasian pesawat udara tanpa awak yang aman
dan stabil. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan
melakukan pengujian di laboratorium RTCA DO 160G BRIN-PRTP, dengan menggunakan
standar pengujian Section 21.0 Emisiion of Radio Frequency Energy. Servo pesawat udara tanpa
awak SuperrEZ 1220mm mengeluarkan interferensi mulai dari rentang 100 MHz-500 MHz dan
muncul interferensi kembali pada frekuensi sekitas 1,6 GHz dan menjadi peak point interferensi
yang dikeluarkan oleh servo atau EUT. Peak point interferensi terjadi pada frekuensi
1608,750000 MHz dengan nilai interferensi 39,276 dBµV/m. Dari hasil pengujian tersebut
EUT berada dalam kategori M menurut standar kategori Section 21.0 Emission od Radio
Frequency dengan rata-rata amplitudo dari gelombang interferensinya adalah 20,306 dBµV/m
dan hasil tersebut tidak melebihi dari garis batas yang dianjurkan menurut standar RTCA DO
160G Section 21.0 Emission of Radio Frequency Energy sehingga servo masih dapat digunakan.
Kata Kunci: Electromagnetic Interference (EMI), Pengujian RTCA DO 160G,
Section 21.0 Emission of Radio Frequency Energy
|