ABSTRAK :
PT. Madubaru PG/PS Madukismo adalah salah satu perusahaan yang bergerak
dibidang pengolahan gula tebu. Untuk memenuhi target produksi, mesin harus bekerja
selama 24 jam penuh dan selalu dalam kondisi yang baik. Stasiun Gilingan merupakan
mesin kritis karena tahapan awal dalam pengolahan tebu. Perusahaan menerapkan sistem
flowshop yang artinya apabila satu mesin mengalami kendala, maka berdampak juga pada
mesin yang lain. Oleh karena itu perawatan pada mesin Stasiun Gilingan sangat penting
dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA) untuk mengidentifikasi failure mode, Logic Tree Analysis (LTA) untuk
menentukan konsekuensi kegagalan yang ditimbulkan dari failure mode dan menetukan
kebijakan preventive maintenance yang efektif untuk setiap mesin. Dari hasil analisis
FMEA diperoleh 13 failure mode yang terdiri dari hammer tip lepas, ujung cutter patah
patah, putaran hammer tidak balance, baut stang hammer putus, roda laker rusak, saklar
lepas, split pen lepas, baut pengencang lepas, overload, karet sheal hancur, coupling
turbin rusak, baut suri-suri putus dan rol berlubang. Kebijakan preventive maintenance
mesin pada failure mode disesuaikan dengan klasifikasi LTA. Failure mode kategori A
dilakukan pengoperasian mesin sesuai SOP, kategori B dilakukan pemeriksaan mesin dan
persiapan suku cadang serta kategori C dilakukan pemasangan yang tepat, pelumasan dan
pembersihan.
|