ABSTRAK :
Pada pesawat terbang engine adalah salah satu bagian utama yang memiliki peran
penting, karena gaya dorong (thrust) yang di perlukan dihasilkan dari engine dengan
gaya dorong (thrust) yang sangat besar, tetapi dengan konstruksi yang lebih ringan dan
ukuran yang tidak terlalu besar. Oleh sebab itu penggunaan piston engine saat ini mulai
ditinggalkan. Salah satunya ialah engine turboprop yang di pakai pada pesawa N-219.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ketinggian terhadap konsumsi bahan
bakar spesifik dan mengetahui nilai konsumsi bahan bakar spesifik yang paling kecil pada
kondisi cruising. Proses analisis perhitungan digunakan menggunakan persamaan dari
buku “Element of Gaa Turbine Propulsion” karangan Jack D Mattingly. Untuk memulai
analisis perthitungan maka akan di butuhkan beberapa parameter input yang telah di dapat
dari refrensi dan data spesfikasi pesawat N-219. Dari parameter tersebut maka akan di
dapat nilai spesifikasi bahan bakar yang paling kecil pada kondisi cruising mulai dari
ketinggian 10.000 ft – 25.000 ft, dengan interval kenaikan per 2.000 ft. Dari hasil
analisis dan perhiutngan yang dilakukan untuk nilai konsumsi bahan bakar
spesifik yang paling kecil pada kondisi cruising diketinggian 10.000 ft – 25.000
ft adalah pada ketinggian 25.000 ft karena kondisi real mendekati kondisi ideal
dengan nilai konsumsi bahan bakar spesifik pada kondisi ideal 0,581021
(lbm/hr)/lbf dan pada kondisi real 0,732144 (lbm/hr)/lbf. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi pesawat terbang maka semakin kecil konsumsi
bahan bakar spesifik dalam kondisi cruising.
Kata Kunci: Konsumsi Bahan Bakar, Pengaruh Ketinggian, Pesawat, N219, Efesiensi
|