ABSTRAK :
Kayu balsa, juga dikenal sebagai Ochroma pyramidae, berasal dari pohon Ochroma
yang tumbuh di Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Ini sangat populer karena beratnya
yang ringan tetapi kuat karena struktur di antara seratnya yang berpori dan densitasnya yang
rendah. Oleh karena itu, kayu balsa sering digunakan di berbagai tempat, seperti bidang
penerbangan. Dalam kedirgantaraan, kayu balsa sangat umum dan disukai karena beberapa
alasan. Yang pertama, bobotnya yang ringan membuatnya ideal untuk digunakan dalam
struktur pesawat terbang yang memerlukan jumlah bobot yang minimal untuk meningkatkan
efisiensi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan pembuatan komposit berpenguat
partikel kayu balsa dengan metode hand lay up dan dilakukan pengujian tarik serta pengujian
kekerasan. Pengujian kekuatan tarik pada lima spesimen dengan fraksi volume 0%, 10%,
15%, 20%, dan 25% menunjukkan bahwa kekuatan tarik menurun seiring dengan
peningkatan fraksi volume serbuk kayu balsa. Kekuatan tarik terendah terukur pada fraksi
volume 25%, yakni 0,470 Mpa. Pengujian kekerasan menggunakan metode Brinell dengan
beban 31,25 kgf (306,5N) menunjukkan bahwa kekerasan komposit menurun ketika fraksi
volume serbuk kayu balsa meningkat. Nilai kekerasan tertinggi tercatat pada fraksi volume
0% dengan 8,31 BHN, sementara nilai kekerasan terendah ditemukan pada fraksi volume
25% dengan 4,84 BHN dan berat spesimen mempengaruhi kekuatan dan kekerasan suatu
komposit.
Kata kunci : Komposit, uji tarik, uji kekerasan, fraksi volume, serbuk balsa
|