ABSTRAK :
Saat ini, Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan, seiring dengan masa
pemulihan dari Pandemi Covid-19, berupaya sekuat tenaga untuk kembali memulihkan
kondisi aktivitas bandara dan penerbangan seperti sebelum pandemi terjadi. Langkah ini,
tidak dapat tercapai jika tidak mendapatkan dukungan dan peran dari stakeholder lainnya
dalam upaya memulihkan kondisi bandara ramai kembali seperti kondisi sebelum Pandemi
Covid-19 terjadi. Apalagi saat ini jumlah pesawat masih sangat terbatas untuk melayani
masyarakat di seluruh Indonesia. (Plt. Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian
Perhubungan, Nur Isnin Istiartono). Pada penelitian ini menganalisis pembukaan rute baru
dari kota Palangkaraya menuju Yogyakarta guna menunjang ekspansi rute penerbangan
dengan memperhatikan aspek permintaan pasar, aspek teknik dan aspek biaya operasional
yang dikeluarkan dalam satu kali penerbangan untuk menentukan harga tiket yang potensial
untuk mendapatkan profit. Didapatkan estimasi penumpang dalam 6 hari yaitu 545 dan
asumsi dibagi dalam 3 penerbangan menjadi 181 orang/trip sehingga armada yang tepat
yaitu A320 dengan kapasitas 180 seat. Perbandingan panjang runway yang dibutuhkan
pesawat A320 dan panjang runway yang tersedia yaitu 2.615,4 m : 2.650 m. Dari hasil
perhitungan izin beban total pesawat (PTA) yang dapat melakukan operasional penerbangan
di Bandar Udara Palangkaraya dengan maksimal beban untuk runway adalah 173.867 lb atau
78.865 kg dan untuk taxiway maksimal beban 192.694 lb atau 87.404,53 kg serta untuk
apron maksimal beban 189.288 lb atau 85.859,6 kg. Harga tiket untuk rute PalangkarayaYogyakarta untuk mencukupi Total Operating Cost dengan diketahui estimasi penumpang
yaitu 181 orang sehingga didapatkan load factor dalam 1 kali penerbangan yaitu 100% dan
profit 4% dengan harga tiket sebesar Rp.978.457,82.
Kata Kunci : Pembukaan Rute, Biaya Operasional, Harga Tiket
|