ABSTRAK :
Penerapan Intermediate Holding Position menyebabkan jarak antara titik di mana pesawat
Narrow body ke 2 yang melakukan taxi dari NP2 menuju N1 menjadi lebih jauh dan
memakan banyak waktu yang berakibat pada konsumsi serta cost bahan bakar yang dibuang
karena harus holding dan menunggu clearance dari Air Traffic Controller untuk melanjutkan
taxi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Actual Taxi-Out Time dan Aircraft Fuel Cost
dalam penerapan Intermediate Holding Position sejauh 533 meter pada taxiway NP2 di
Bandar Udara Internasional Juanda. Data-data tersebut diperoleh dari hasil perhitungan dan
pengamatan dari data observasi Pesawat narrow body yang melakukan taxi-out dari apron
B menuju taxiway N1 dan studi literatur beberapa penelitian terdahulu serta pendalaman
tentang ICAO LTO cycle, ICAO Engine Emission Databank untuk mengetahui fuel flow
engine pesawat narrow body dalam perhitungan Fuel consumption, serta website pertamina
untuk mengetahui cost bahan bakar (Avtur). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata
actual taxi-out time tanpa hambatan adalah 13 menit 3 detik, dan rata-rata actual taxi-out
time untuk pesawat yang terhambat oleh intermediate holding position naik menjadi 17
menit 42 detik, Selain itu, menggunakan Time in Mode model dalam ICAO LTO Cycle
konsumsi bahan bakar meningkat dari rata-rata 160,907 kg dengan biaya bahan bakar
𝑅𝑝3.093.761,343 menjadi 218,241 kg, yang mengakibatkan peningkatan biaya bahan
bakar menjadi 𝑅𝑝4.196.136,075. Penelitian ini memberikan wawasan tentang efisiensi
operasional di Bandara Internasional Juanda dari penerapan intermediate holding position
sejauh 533 meter pada taxiway NP2.
|