ABSTRAK :
Proses pengecoran adalah proses pencairan baik ferro atau non ferro. Pengecoran yang dilakukan adalah menggunakan pengecoran die casting. Pengecoran dilakukan pada bahan alumunium paduan dari piston bekas mobil.
Cetakan atau dies dibuat dari pipa dengan tebal 3mm, dengan tungku pemanas cetakan tersebut akan dipanaskan pada temperatur 150˚C, 175˚C, dan 200˚C serta cetakan yang tidak dipanasi sebagai raw material. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian komposisi paduan, pengujian kekerasan, pengujian struktur mikro dan pengujian visual.
Hasil penelitian menghasilkan, daur ulang pengecoran piston bekas menunjukkan unsur paduan Al-Si yang terkandung pada alumunium piston dengan kadar Al sebesar 85,40% dan Si 11,8%. Hasil uji kekerasan menunjukkan bahwa, hasil coran dengan cetakan dibawah 150˚C dan diatas 150˚C lebih rendah kekerasannya dari pada kekerasan yang didapat dari hasil pengecoran dengan temperatur cetakan 150˚C, yakni dengan tingkat kekerasan sebesar 101,4 VHN. Daei hasil foto struktur mikro bagian tepi dapat dilihat bahwa pengaruh temperatur cetakan terhadap struktur mikro tidak bigitu terlihat. Namum jika dicermati terdapat perbedaan bentuk unsur Si pada hasil coran dengan temperatur cetakan suhu ruang, pada gambar tersebut terlihat strukturnya berbentuk bulatan dan jarum, sedangkan pada hasil coran dengan temperatur cetakan 150˚C, 175˚C dan 200˚C strukturnya didominasi dengan bentuk seperti jarum. Sedangakan dari hasil struktur mikro bagian tengah terlihat adanya pengaruh temperatur cetakan, pada gambar hasil coran pada temperatur cetakan suhu ruang terlihat gambar strukturnya berbentuk seperti jarum, sedangkan pada gambar hasil coran dengan temperatur cetakan 150˚C, 175˚C dan 200˚C gambar strukturnya didominasi dengan bentuk jarum dan sedikit bentuk bulatan.
Kata kunci: die casting, variasi temperatur cetakan, kwalitas hasil pengecoran
|