ABSTRAK :
Penggunaan tenaga manusia sebagai sumber tenaga kerja dalam dunia industri
masih sangat dominan ketika menjalankan proses produksi terutama pada kegiatan
yang bersifat manual. Pada perusahaan manusia berperan sebagai operator dan
berperan penting untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan. PT. XYZ merupakan
perusahaan industri garment yang memproduksi baju kemeja dari bahan baku kain,
perusahaan ini memiliki target produksi sebanyak 6.000 pcs dalam 1 hari kerja
sehingga mampu memproduksi kemeja sebanyak 150.000 pcs per bulannya divisi
yang bertanggung jawab atas kegiatan produksi dimulai dari proses perencanaan
hingga proses inventory dilakukan ialah karyawan divisi PPIC
(production,planning and inventory control), target produksi perusahaan yang tidak
tercapai karena terlalu tingginya target produksi dan jam kerja yang diatas jam
normal bekerja, dimana permasalahan ini menimbulkan beban kerja mental dan
beban kerja fisik pada karyawan khususnya pada divisi PPIC (production,planning
and inventory control).
Dalam penelitian ini, pengukuran beban kerja pada PPIC dilakukan dengan metode
NASA TLX, RSME. Hasil penelitian untuk tingkat beban kerja NASA TLX
mengenai hasil Rating beban mental dan fisik kerja yaitu didapatkan rata-rata
interpetasi skornya 78,7 dengan kategori Tinggi dan pada Mental Demand dengan
rata-rata interpretasi skornya 77,1 dengan kategori Tinggi, Physical Demand
dengan rata-rata interpretasi skornya 76,7 dengan kategori Tinggi dan Frustation
Level dengan rata-rata interpretasi skornya 74,6 dengan kategori Tinggi. Kemudian
dalam penilaian Rating menggunakan pendekatan RSME menunjukkan usaha yang
dilakukan oleh 24 orang jumlah responden yang mana merupakan karyawan PPIC
(Production Planning and inventory Control) ialah pada tabel 4.8 mengenai hasil
Rating RSME yaitu dengan nilai rata-rata sebesar 93 dan berkategori “usaha yang
dilakukan besar”.
Kata Kunci : Beban Kerja Mental, PPIC, NASA-TLX, RSME
|