ABSTRAK :
Ada beberapa jenis UAV yang telah dikembangkan salah satunya yaitu UAV
STTA MALE GENERASI 1 oleh para civitas akademika kampus Institut Teknologi
Dirgantara Adisutjipto dengan misinya yaitu surveillance. Dalam pembuatanya,
dimulai dengan proses pembuatan gambar model dengan CATIA, proses analisis
pesawatnya (Aerodinamika, Struktur, Prestasi Terbang, Kestabilan, dan Kendali
Terbang), lalu proses Manufaktur meliputi pemilihan material sampai proses
pembuatannya.
Untuk fenomena FSI sendiri terdapat solusi untuk penyelesaiannya yang
dapat dibagi menjadi metode monolitik (Fully coupled, Simultaneous) dan metode
partisi (Stragged, iteraive) (Paik, K.J.,2010). Metode monolitik yaitu
menggabungkan persamaan fluida dan struktural dan diselesaikan bersamaan.
Metode partisi menyelesaikan setiap bidang secara terpisah dan variabel dari
solusinya dilanjutkan secara iteratif dari bidang satu ke bidang lainnya sampai
hasilnya konvergen. Metode partisi dibagi menjadi dua metode yaitu One-Way
Coupled dan Two-Way Coupled.
Untuk analisis struktur sendiri dapat dilakukan iterasi dengan metode FSI.
One-Way Coupled merupakan salah satu metode FSI yang cocok digunakan fluida
diselesaikan hanya untuk gaya tekanan, dan gaya tekanan kemudian diterapkan
pada struktur untuk mendapatkan stres. Perubahan laju aliran di asumsikan
menjadi tidak ada atau diabaikan selama terjadi deformasi pada struktur ketika
analisis fluida. Begitu juga diasumsikan bahwa tidak ada perpindahan/deformasi
yang dihasilkan selama analisis fluida.
Dari hasil perhitungan dan pembahasan, penulis mendapatkan beberapa
kesimpulan yang dapat ditarik dari simulasi yang dilakukan pada sayap UAV STTA
MALE Generasi 1 yaitu Distribusi tegangan tertinggi yang terjadi pada sayap UAV
STTA MALE Generasi 1 sebesar 21,355 MPa saat kondisi diberikan pembebanan
dengan load factor 3 berdasarkan persyaratan tingkat keamanan struktur,
dilakukan pada kecepatan 41 m/s. Terjadi deformasi maksimal pada sayap UAV
STTA MALE Generasi 1 sepanjang pada sayap yaitu sepanjang 3.522 mm setelah
dilakukannya simulasi pada kondisi pembebanan 3 kali beban pesawat. Dari
simulasi itu dapat disimpulkan struktur masih aman dengan Margin of safety (MS)
39,6375 ≥ 0
|