ABSTRAK :
Aktivitas produksi sering mengalami hambatan dikarenakan tidak berfungsinya
mesin-mesin produksi. Untuk menjaga kestabilan produksi perlu adanya sistem
pemeliharaan mesin atau peralatan produksi. Dalam peranannya sebagai bengkel kereta
api, UPT. Balai Yasa Yogyakarta bertanggung jawab dalam proses merawat dan
memperbaiki kereta api agar keandalan dari mesin-mesin kereta api tersebut tetap terjaga
kestabilannya. Akan tetapi, hal tersebut menjadi masalah karena pada kenyataannya
UPT. balai Yasa dalam proses perawatan mesin masih tidak terjadwal, dan hal ini dapat
menyebabkan terjadinya permasalahan breakdown pada mesin traksi motor dari
lokomotif diesel elektrik, oleh karena itu dibutuhkan sistem perawatan yang optimal.
Reliability Centered Maintenance (RCM) merupakan salah satu metode yang
digunakan untuk menentukan tindakan perawatan yang optimal untuk setiap komponen
kritis mesin pada traksi motor.
Hasil analisis dengan menggunakan metode RCM diperoleh kategori tindakan
perawatan yang tepat yaitu 4 komponen masuk kategori condition directed dan 1
komponen masuk kategori failure finding. Interval penggantian komponen yang optimal
dengan meminimalkan downtime untuk mesin traksi motor yaitu 1,5 tahun dengan
presentase penghematan biaya sebesar 42,08 %. Dan diketahui bahwa komponen traksi
motor yang ada pada UPT. Balai Yasa saat ini masih jauh dari keandalan. Dimana
keandalan komponen traksi motor sebesar 1,44% dan ketidakhandalan yaitu 98,56 %.
Oleh karena itu perlu adanya tindakan perawatan baik itu CC/FF guna meningkatkan
keandalan pada komponen traksi motor.
Kata kunci: Reliability centered maintenance, FMEA, Total Minimum Downtime
|