ABSTRAK :
Berdasarkan data removal pitot static Boeing 737-800 milik Batam Aero
Technic pada static and total air pressure system, ditemukan 12 kejadian removal
pada komponen ini. Salah satu defect yang terjadi adalah “pitot light on”. Hal ini
mengindikasikan bahwa terdapat masalah dengan komponen tersebut. Apabila
terdapat masalah dengan komponen ini, dapat mengganggu kerja pilot bahkan
menunda operasional pesawat hingga menyebabkan delay. Oleh karena itu, setiap
kegagalan yang terjadi perlu dilakukan analisis agar dapat meminimalisir
pengulangan kegagalan bahkan mencegah kerugian dimasa yang akan datang.
Analisis kegagalan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis
untuk mengidentifikasi mode kegagalan, penyebab dan efek kegagalan, ranking
severity, occurrence dan detection sehingga didapatkan angka prioritas resiko
yang menunjukkan tingkat kekritisan suatu mode kegagalan. Kemudian
melakukan perhitungan Distribusi Weibull untuk mengetahui jenis dan waktu
kegagalan pada komponen pitot static.
Berdasarkan FMEA Worksheet didapatkan 8 mode kegagalan yang terjadi
pada pitot static dengan Risk Priority Number tertinggi adalah 126 pada mode
kegagalan “IAS AND ALT DISAGREE”. Berdasarkan perhitungan Distribusi
Weibull didapatkan nilai β = 10,9347 yang mengindikasikan terjadinya wear out
failure sesuai dengan ketentuan parameter β > 1 mengartikan komponen yang
dianalisis mengalami kegagalan karena telah melewati batas masa pakai
penggunaan komponen. Berdasarkan nilai Mean Time to Failure didapatkan hasil
18599 hours dimana rata-rata pitot static akan berfungsi sampai mengalami
kegagalan hingga waktu 18599 hours.
Kata Kunci: Boeing 737-800, Removal pitot static, Failure Mode and Effect
Analysis (FMEA), Weibull.
|