ABSTRAK :
Dalam industri manufaktur pesawat terbang terutama pesawat tanpa awak
yaitu drone, material komposit sudah banyak digunakan pada beberapa bagian
pesawat terbang sebagai pengganti aluminium alloy dengan komposit
menghasilkan penghematan berat struktur pesawat terbang. Dalam proses
pembuatan spesimen menggunakan perlakuan panas “Curing” dengan variasi
suhu 65°C,55°C,45°C,35°C dan tanpa curing sebagai pembanding, dan metode
pembuatan yang digunakan adalah metode hand-lay up. Pada pengujian ini
menggunakan pengujian tarik dengan referensi ASTM D3039. Sebelum melakukan
proses pembuatan terlebih dahulu dilakukan perhitungan fraksi volume. Pengujian
tarik dilakukan menggunakan Universal Testing Machine (UTM), Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui nilai Ultimate Tensile Srength, Ultimate Tensile
Strain, dan Modulus Elastisitas. Adapun hasil yang didapat setelah dilakukan
pengujian tarik adalah nilai Ultimate Tensile Strength pada komposit dengan suhu
55°C lebih besar yaitu 907,156 Mpa dibandingkan komposit dengan suhu 45°C,
tanpa Curing, suhu 65°C dan, suhu 35°C. Untuk rata-rata nilai ultimate tensile
strain kompsit dengan suhu 35°C lebih besar yaitu 23,645 dibandingkan nilai
komposit suhu 55°C, suhu 45°C, tanpa Curing dan suhu 65°C. Untuk rata-rata nilai
modulus elastisitas komposit dengan suhu 45°C yaitu 3422,4317 GPa
dibandingkan suhu 35°C, tanpa Curing, suhu 55°C dan suhu 65°C.
Kata Kunci: Curing, Hand-lay up, komposit Fiberglass
|