ABSTRAK :
Aktivitas di sekitar bandara menghasilkan kebisingan yang dapat
mengakibatkan terganggunya komunikasi, aktivitas kerja dan bermasyarakat,
menurunnya kualitas lingkungan hidup, dan terganggunya kesehatan secara
signifikan jika paparan yang terjadi termasuk ke dalam kebisingan tingkat tinggi
dan terjadi secara terus-menerus dalam periode waktu yang lama.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah Metodologi Penelitian
Kuantitatif yang menerapkan teknik pengukuran lapangan menggunakan alat
yang pengukur kebisingan atau biasa disebut Sound Level Meter dan dianalisis
secara kuantitatif.
Hasil pengukuran nilai aktual kebisingan menunjukkan bahwa tingkat
kebisingan WECPNL pada titik BKK Tingkat I memiliki kebisingan rata-rata 68.0
dB(A), Titik BKK Tingkat II memiliki nilai kebisingan WECPNL rata-rata 75.1
dB(A), dan pada Titik BKK Tingkat III memiliki nilai kebisingan WECPNL ratarata 78.5 dB(A). Pesawat Boeing B737-800 memiliki tingkat kebisingan yang
lebih tinggi dibandingkan pesawat Airbus A320-200, meskipun nilai frekuensi
suara mesin CFM56-5B pada Airbus A320-200 lebih tinggi daripada frekuensi
mesin CFM56-7B pada Boeing B737-800. Luas daerah yang terkena dampak
kebisingan yang tersebar pada Kawasan Kebisingan Tingkat I yaitu seluas
8.876.019 m2
. Pada Kawasan Kebisingan Tingkat II seluas 4.305.818 m2
.
Sedangkan pada Kawasan Kebisingan Tingkat III (≥ 80 WECPNL) seluas
1.732.531 m2
.
Kata Kunci: Bandara, Pesawat Terbang, Kebisingan
|