ABSTRAK :
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan penyebab kerusakan pada Air
Cycle Machine (ACM) yang paling sering terjadi, mengidentifikasi mode
kegagalan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), serta
menganalisis tingkat keandalan (reliability) dan laju kegagalan (failure rate)
mengunakan metode Weibull Analysis. Penelitian ini dilakukan Berdasarkan data
kegagalan dan kerusakan air cycle machine (ACM) periode Januari 2020 sampai
dengan September 2022 pesawat Boeing 737-900ER dan terdapat 22 kasus.
Berdasarkan Hasil analisis kuantitatif didapat Air Cycle Machine Stuck Can
Not Rotate yang paling sering terjadi. menjadi pemilik nilai RPN tertinggi yaitu
sebesar 200 dan kasus ini memiliki frekuensi hingga 10 kali dalam jangka priode
waktu yang diteliti. Berdasarkan rank nilai RPN yang ada kasus ini tergolong dalam
kategori sedang.
Berdasarkan analisis tingkat keandalan (reliability) dan laju kegagalan
(failure rate) menggunakan metode Weibull Analysis yang terdapat dalam Software
Minitab 19 didapatkan nilai beta (𝛽) yaitu 3,18458 (Flight Hours) yang
mengindikasikan terjadi nya wear out failure. Kemudian didapatkan juga nilai
Mean Time To Failure (MTTF) sebesar 23436,1 Flight Hours untuk kasus Air
Cycle Machine. Nilai keandalan (reliability) Air Cycle Machine pada saat MTTF
(Mean Time To Failure) adalah 49,48% (untuk analisis pada Flight Hours).
Rekomendasi jenis perawatan yang dianjurkan untuk jenis kerusakan ini adalah
perawatan preventive kategori Time Directed (TD).
Kata kunci: Mode Kegagalan, FMEA, Keandalan, Laju Kegagalan, Weibull.
|