ABSTRAK :
Kegagalan komponen Auxiliary Power Unit dapat merambat sehingga
berpotensi terjadinya kegagalan lain yang dapat membahayakan keselamatan
penerbangan. Berdasarkan data dan informasi yang penulis dapatkan pada
maintenance record pesawat Boeing 737 NG, terdapat beberapa permasalahan
pada Auxiliary Power Unit (APU) dalam kurun waktu 29 Januari 2016 - 24
desember 2022, sehingga terjadi kegagalan (Failure). Dalam penelitian penulis
menemukan 967 kasus kegagalan, dari 967 kasus tersebut terdapat 6 mode
kegagalan pada 6 komponen yang banyak terjadi pada Auxiliary Power Unit.
Penelitian ini menggunakan metode Failure Mode Effect and Criticality Analysis.
Metode ini menggunakan dua metode yaitu Failure Mode Effect Analysis (FMEA)
dan Criticality Analysis (CA). Metode ini mengidentifikasi potential failure dan
menentukan tingkat kekritisan suatu mode kegagalan. Hasil analisis dapat
menentukan nilai Risk Priority Number yang terjadi pada mode kegagalan
Missing Parts, Damage, Crack dan Contamination, dengan nilai sebesar 240,
yang menandakan bahwa komponen ini merupakan komponen yang memiliki
tingkat resiko terjadinya paling tinggi. Hasil Criticality Analysis menunjukkan
mode kegagalan Crack memiliki tingkat kekritisan paling tinggi dengan nilai Cm
77 dan Cr 616 yang terjadi pada Oil cooler. Dan memiliki kategori Severity
Classification tingkat I.
Kata Kunci : Pesawat Boeing 737 NG, Auxiliary Power Unit, Failure Mode
Criticality Analysis (FMECA),
|