| ABSTRAK :
 Kementerian Perhubungan terus berupaya mengembangkan perkeretaapian 
nasional di seluruh Indonesia dengan meningkatkan pelayanan dari sisi 
kenyamanan, keamanan, keselamatan dan ketepatan waktu guna meningkatkan 
kepercayaan publik. Indikator utama keberhasilan penyelenggaraan layanan 
transportasi adalah dari aspek keselamatan dan keamanan, sedangkan manusia itu 
sendiri menjadi salah satu faktor kecelakaan kereta api diantara 3 faktor sarana & 
prasarana, sumber daya manusia, dan faktor alam. Penelitian ini bertujuan untuk 
mengukur beban kerja mental masinis di UPT Crew KA Yogyakarta dengan 
perspektif selama perjalanan dinas didalam lokomotif sebagai Awak KA yang 
terdiri dari peran sebagai Masinis dan Asisten Masinis, yang kemudian dilakukan 
perbandingan berdasarkan peran Awak KA serta berdasarkan klasifikasi tingkat 
jabatan masinis. =Metode pengukuran subjektif yang digunakan adalah Metode 
RNASA-TLX yang merupakan pengembangan dari metode NASA-TLX yang 
mana dimensi pengukurannya telah dikembangkan dan disesuaikan untuk 
mengevaluasi beban kerja mental dalam kegiatan mengemudi. RNasa-Tlx 
disesuaikan menjadi beberapa indikator berikut yang terdiri dari: Tuntutan Mental, 
Tuntutan Visual, Tuntutan Waktu, Tuntutan Auditori/ Pendengaran, Kesulitan 
dalam mengemudi, dan Kesulitan dalam mengerti informasi. Hasil dari 
pengukuran beban kerja mental diperoleh skor RNASA-TLX untuk peran Masinis 
sebesar 75,54 dan untuk peran Asisten Masinis sebesar 75,85. Secara keseluruhan 
hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa beban kerja yang dirasakan awak 
KA tergolong beban kerja yang tinggi karena nilai rata-rata WWL yang diperoleh 
berada pada rentang nilai 50-79. Dari hasil studi didapatkan bahwa besarnya skor 
WWL sebagai masinis didominasi oleh kegiatan yang menuntut aktivitas mental 
dan sebagai asisten masinis didominasi oleh kegiatan yang menuntut aktivitas 
visual. Disisi lain dari hasil pengujian statistika dengan uji t tidak terdapat 
perbedaan skor RNASA-TLX untuk peran awak KA sebagai masinis dan asisten 
masinis, sehingga peran tersebut sama-sama mengharuskan memiliki tingkat 
tanggungjawab yang tinggi.
Kata Kunci : Beban Kerja Mental, Masinis, RNASA-TLX
 
 |