ABSTRAK :
Transportasi udara merupakan moda transportasi yang kedepannya akan
terus mengalami peningkatan. Seiring meningkatnya pengoperasian pesawat
sangat mungkin akan terjadi permasalahan, guna mengurangi kemungkinan terjadi
permasalahan maka dibutuhkan perawatan sehingga pesawat dapat kembali
seperti keadaan semula. Pengembangan dalam perawatan pesawat dibutuhkan
diantaranya dengan menganalisa kegagalan yang terjadi. Analisa dilakukan pada
sistem pneumatik pesawat Boeing 737-900 ER (PK-LFF) dengan menggunakan
metode failure mode and effect analysis untuk mengetahui nilai RPN pada mode
kegagalan agar dapat merekomendasikan jenis perawatan yang cocok.
Metode failure mode and effect analysis merupakan analisis yang dilakukan
dengan mengidentifikasi kegagalan yang terjadi kemudian diberikan penilaian
sesuai kriteria tingkat keparahan (severity),tingkat kejadian (occurrence) dan
tingkat deteksi (detection) kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan nilai risk
priority number (RPN). Pada tabel FMEA terdapat penjabaran mode kegagalan,
efek kegagalan tindakan yang diberikan serta nilai severity, occurrence dan
detection.
Kesimpulan yang didapat yaitu hasil identifikasi terjadi 3 kelompok
kegagalan seperti engine 1 dan 2 mengalami perbedaan tekanan sebanyak 12 kali
dengan tekanan yang rendah disalah satu engine, lampu bleed trip off menyala
sebanyak 2 kali dan indikasi tekanan tinggi sebanyak 1 kali. Kegagalan yang
terjadi diakibatkan oleh beberapa komponen diantaranya 390°f sensor, 450°f
sensor, bleed air regulator, precooler control valve, high stage regulator dan high
stage valve.
Kata Kunci: Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), RPN, Boeing 737-900
ER, Sistem Pneumatik
|