ABSTRAK :
Biaya bahan bakar menempati porsi tertinggi dalam total biaya operasional
penerbangan. Beberapa catatan menyebutkan bahwa biaya fuel menempati 40
hingga 70 persen dari total biaya operasional penerbangan. Maskapai penerbangan
berusaha untuk mengelola kebutuhan bahan bakar seefisien mungkin untuk
menghasilkan nilai kebutuhan bahan bakar yang minimum (Minimum Fuel
Requirement) tetapi masih dalam batas operasional penerbangan yang
dipersyaratkan dalam peraturan keselamatan penerbangan sipil.
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan
mengumpulkan dokumen-dokumen perusahaan, arsip-arsip perusahaan, dancatatan
yang berkaitan dengan penelitian. Data diambil dari Unit Flight Operation PT Lion
Air Yogyakarta International Airport yang menangani pesawat Lion Air B737-900
di bulan Januari 2021 meliputi berupa registrasi pesawat yang digunakan, waktu
berangkat dan tiba, flight number, data penumpang, tipe pesawat, data berat pesawat
dan data muatan.
Dari data yang dikumpulkan menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara uplift fuel dan minimum fuel requierment terhadap beban biaya
bahan bakar pesawat. Hal ini disebabkan karena unsur pembentuk block fuel yang
bukan hanya trip fuel tetapi juga alternate fuel, holding fuel yang besar kecilnya
nilai tersebut diatas sangat tergantung dari kondisi cuaca dan kondisi teknis
kelaikan pesawat.
Kata kunci : uplift fuel, minimum fuel requierment, aircraft load capacity, station
handling
|