ABSTRAK :
xiii
ABSTRAK
PT XYZ yang merupakan salah satu perusahaan terbesar di Indonesia
yang mengusung konsep MRO (Maintenance Repair Overhaul). Presentase
kecacatan/Defect pada Part Expendable tertinggi mencapai 45% yaitu expired
defect. Selama jangka waktu 1 tahun, kerugian mencapai 82127,38 USD atau jika
di rupiahkan menjadi Rp1.149.783,320,00.Oleh sebab itu sangat diperlukan
pengendalian part yang lebih baik agar dapat mengurangi Defect yang terjadi,
sehingga dapat meminimalisir kerugian perusahaan.
Pada proses penelitian ini, objek yang dijadikan bahan untuk penelitian
adalah part pesawat berjenis expendable dengan cara menganalisis faktor
penyebab kecacatan pada part pesawat berjenis expendable menggunakan
metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Fault Tree Analysis (FTA).
Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan metode Failure Mode
And Effect Analysis (FMEA) didapatkan hasil bahwa Expired menempati
peringkat RPN teratas dengan nilai 900, Maka dari itu expired damage menjadi
prioritas pertama yang perlu diperbaiki karena memiliki nilai Risk Priority
Number (RPN) tertinggi.. Setelah didapatkan data tersebut kemudian di lanjutkan
dengan metode Fault Tree Analysis (FTA) dan kemudian dapat disimpulkan
bahwa :
1).Tenaga kerja atau manpower, lingkungan kerja, dan disiplin tenaga kerja
harus diperhatikan dan perlu perbaikan guna untuk meminimalisir terjadinya
kecacatan/defect. 2). Usulan perbaikan yaitu lebih mengoptimalkan tenaga kerja,
memperbaiki kekacauan sistem yang disebabkan oleh ketidaksesuaian data antara
data actual dan data sistem, memperketat peraturan dan melakukan pengawasan
terhadap tenaga kerja.
(kata kunci : FMEA, FTA, Pengendalian Kualitas)
|