ABSTRAK :
Keselamatan merupakan kegiatan yang sangat penting sangat penting maka dibentuklah penanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan pelayanan operasi penerbangan, pengawasan pergerakan pesawat udara, lalu lintas kendaraan, orang dan barang, kebersihan di sisi udara, serta pencatatan dan penerbangan yang disebut Apron Movement Control (AMC). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat beban kerja mental berdasarkan klasifikasi dari responden, indikator dan juga berdasarkan karakteristik subjek penelitian seperti usia, masa kerja maupun jabatan yang dimiliki oleh personil AMC di Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta dimana bandara tersebut merupakan salah satu bandara tersibuk berskala internasional yang memuat kompleksitas lalu lintas udara, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Proses yang dilakukan adalah mengukur keseluruhan beban kerja mental dari enam subskala yaitu kebutuhan mental, kebutuhan fisik, kebutuhan waktu, performa, frustasi, dan usaha menggunakan metode NASA-TLX (Task Load Index) dimana tahapan yang perlu dilakukan adalah seperti pemberian bobot, pemberian rating, menghitung nilai produk, menghitung weighted workload, menghitung rata-rata WWL, dan interpretasi skor untuk mengetahui tingkat beban kerja mental yang dialami oleh personil AMC.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, tingkat beban kerja mental pada personil apron movement control (AMC) di bandara Adisutjipto Yogyakarta berdasarkan tiga karakteristik subyek yaitu Usia, Masa Kerja dan Jabatan. Ketiga karateristik subyek AMC di bandara Adisutjipto memiliki golongan tinggi. Berdasarkan hasil pada penelitian di unit Apron Movement Control (AMC) Angkasa Pura 1 Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta, interpretasi dari rekapitulasi perhitungan nilai beban kerja mental pegawai yang berada golongan beban kerja mental sangat tinggi berjumlah 6 orang dan tinggi 5 orang.
|