ABSTRAK :
Seiring berkembangnya teknologi transportasi udara di zaman modern ini, semakin tinggi juga penyebab - penyebab yang harus dihadapi oleh para engineer dalam menyelesaikan setiap persoalan di masalah tersebut. Interaksi hubungan antara beberapa kajian keilmuan menjadi masalah baru yang perlu diungkit dalam pesawat terbang. Interaksi antara struktur dan aerodinamika menjadi hal yang patut diperhitungan dalam perancangan di suatu pesawat terbang. Rancangan pesawat harus memenuhi kritieria tertentu untuk menjadikan dasar yang harus ditetapkan dalam Design Requirement & Objectives oleh para engineer atau manufacturer pesawat terbang. Dalam tahap desain konseptual pesawat terbang, sangat penting untuk memperkirakan batasan awal dalam memprediksi terjadinya flutter pada wing pesawat terbang. Flutter adalah gejala ketidakstabilan dinamis akibat dari interaksi antara sifat elastis struktur dan gaya - gaya aerodinamika. Pada fenomena flutter ini terjadi perpindahan energi dari aliran udara ke dalam stuktur pesawat (dalam hal ini biasanya adalah sayap).
Proses analisis mengasumsikan bahwa wing adalah pejal, kemudian memasukkan jenis material yang digunakan dalam analisis. Proses analisis dilakukan pada ketinggian terbang 200 m diatas permukaan laut, dengan mengasumsikan UAV terbang dengan steady level flight. Beberapa variasi yang digunakan dalam analisis kecepatan flutter antara lain, variasi terhadap taper ratio, sudut serang, dan aspect ratio pada wing. Proses permodelan menggunakan bantuan dari software CATIA V5R20, proses analisis kecepatan flutter menggunakan software MSC Patran/Nastran dan FLDs 2012, dan proses pembuatan grafik hubungan kecepatan (m/s) – frekuensi (Hz) dan kecepatan (m/s) – redaman (g) menggunakan software Matlab 2016a. Syarat model wing dikatakan aman jika nilai redaman kurang dari 0.03.
Hasil dari pengujian kecepatan flutter menunjukkan bahwa beberapa variasi mempengaruhi cepat dan lambatnya benda mengalami flutter. Semakin tinggi nilai taper ratio dan aspect ratio, kecepatan flutter yang dihasilkan semakin kecil. Kemudian, pengaruh sudut swept berbanding terbalik dengan kecepatan flutter yang dihasilkan. Semakin tinggi nilai sudut swept, semakin rendah pula kecepatan flutter wing.
|