ABSTRAK :
Windshield atau window merupakan sebuah komponen yang penting dari
pesawat udara yang berfungsi membantu visibilitas bagi para kru. Tetapi, sistem
ini memiliki permasalahan, yaitu icing pada windshield. Berdasarkan
permasalahan tersebut, manufaktur memberika sistem window heat untuk
menanggulanginya, seperti pada pesawat Boeing 737-800. Adanya sistem ini,
diharapkan dapat memberikan dampak yang baik bagi penerbangan. Namun, pasti
timbul masalah lain terhadap sistem. Salah satunya adalah ketika sistem window
heat tidak dapat memanaskan windshield sesuai dengan suhu yang diinginkan.
Cara untuk mengetahui bahwa window heat tidak berfungsi secara baik
adalah dengan melakukan identifikasi, pengetesan, dan pencarian penyebab
masalah serta troubleshoot. Setelah kerusakan diidentifikasi, dapat diketahui
bahwa window heater resistance tidak sesuai dengan ketetapan pada AMM
chapter 30 tentang ice and rain protection, yaitu sebesar 55,7 – 100 ohm.
Langkah awal proses troubleshoot pada window heater resistance adalah
pengecekan resistansinya. Nilai resistansi setelah dicek adalah di bawah 55,7 ohm
sehingga perlu dilakukan penggantian sliding window. Tahap selanjutnya yaitu
pengetesan ulang pada window heat system mulai dari tahap pertama hingga tahap
akhir. Setelah tidak ditemukan suatu masalah ketika pengetesan, maka komponen
sudah dianggap baik.
Proses penggantian sliding window menghasilkan resistansi heater sudah
berada pada range 55,7 – 100 ohm. Hal ini menandakan bahwa komponen dan
sistem sudah serviceable sehingga dapat digunakan kembali.
Kata Kunci : Window heat, troubleshoot, resistance, dan Boeing 737-800
|