ABSTRAK :
Perbedaan tekanan pada bagian bawah sayap pesawat yang lebih besar dari bagian atas sayap pesawat menyebabkan pesawat bisa terangkat. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh perbedaan bentuk sayap terhadap koefisien gaya angkat (lift) dan koefisien gaya hambat (drag) pada sayap pesawat terbang. Pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap Aifoil NACA 6412 yang dibuat 4 jenis bentuk sayap yang berbeda dengan luasan sayap yang sama.
Pada wing 1, sayap berbentuk segi empat dengan panjang (span) 17,5 cm dan panjang (chord) 8 cm dengan luasan sayap 140 cm kwadrat. Wing 2 merupakan bentuk sayap segi empat dengan panjang (span) 14 cm dan panjang (chord) 10 cm dengan luasan sayap 140 cm2. Wing 3 merupakan bentuk sayap tirus (tapered wing) dengan panjang (span) 17,5 cm dan panjang wing tip 6 cm dan panjang wing root 10 cm dengan luasan sayap 140 cm kwadrat. Wing 4 merupakan bentuk sayap tirus (tapered wing) dengan panjang (span) 17,5 cm dan panjang wing tip 6 cm dan panjang wing root 10 cm dengan luasan sayap 140 cm2. Dengan menggunakan terowongan angin berkecepatan subsonik rendah, penelitian ini menggunakan 4 variasi kecepatan aliran udara yaitu 10 m/s, 15 m/s, 20 m/s, dan 25 m/s dengan variasi sudut serang sehingga memperoleh data pengujian benda uji (sayap) berupa lift dan drag.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah semakin tinggi kecepatan aliran udara maka harga CL dan CD relatif lebih besar pada sudut serang yang
xxiv
sama, demikian juga pada harga CLmax bahwa semakin tinggi kecepatan aliran udara harga CLmax semakin tinggi. Selanjutnya, sudut serang stall semakin besar pada kecepatan yang lebih besar. Dari perbedaan bentuk sayap dengan luasan sama menghasilkan harga CL dan CD yang berbeda.
Kata kunci: sayap airfoil NACA 6412, bentuk sayap, terowongan angin subsonik rendah, kecepatan aliran udara, sudut serang, koefisien lift dan drag
|