ABSTRAK :
ABSTRAK
Semakin bertambah ketinggian jelajah (altitude) pesawat maka tekanan dan suhu di sekitar pesawat akan semakin rendah, sehingga diperlukan sistem refrigerasi yang memenuhi syarat untuk kondisi pada ketinggian sea level dan tinggi jelajah maksimum. Beberapa hal menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur pada kabin. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisa dan perhitungan beban pendinginan sehingga diketahui beban yang ditanggung oleh mesin pendingin untuk pesawat berkapasitas 180 penumpang dari dalam kabin pada 2 kondisi yang berbeda; Ground Idle dan Maximum Cruise. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sistem pengondisian udara yang digunakan pada pesawat terbang dan menghitung beban pendinginan untuk pesawat berkapasitas 180 penumpang pada dua keadaan yaitu pada saat di Ground Idle dan Maximum Cruise. Metode penghitungan beban pendinginan (Cooling Load) menggunakan metode CLTD (Cooling Load Temperature Difference) berdasarkan buku dan tabel Air Conditioning Principles and System. Yang dihitung adalah Room Heat Gains (panas dari lampu, manusia, equipment, lantai, dinding, atap) dan grand total heat. Total penghitungan dibandingkan dengan Grand Total Heat pesawat yang sudah ada kemudian dianalisis. Hasil total penghitungan secara teoritis didapatkan beban pendinginan sebesar 137.764,534 (Btu/hr) untuk kondisi Ground Idle dan 116.096,626 (Btu/hr) di kondisi Maximum Cruise.
Kata kunci: cooling load, Ground Idle, Maximum Cruise, metode CLTD (Cooling Load Temperature Difference)
|