ABSTRAK :
Untuk menghasilkan sebuah produk furniture yang memiliki nilai yang tinggi, kehandalan setiap mesin produksi yang digunakan harus dalam kondisi yang baik. PT. ADIWRAKSA ATYANTA dalam setiap proses produksinya dibantu dengan mesin produksi, yang salah satunya adalah mesin MOULDING SHENKO SK-210, peran dari mesin MOULDING SHENKO SK-210 itu sendiri sangat berpengaruh pada proses produksi yang ada pada PT. ADIWRAKSA ATYANTA. Belum adanya sebuah sistem perawatan yang baik untuk pemeliharaan yang disebabkan karena mesin-mesin tersebut banyak yang sudah melebihi umur teknik, sehingga mengakibatkan produksi perusahaan menjadi kurang stabil mencapai target waktu yang telah ditentukan.
Dalam penelitian ini digunakan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan konsep autonomous maintenance, serta menggunakan six big losses untuk mengetahui, menganalisa potensi kesalahn atau kegagalan yang menimbulkan kerugian.
Dari hasil analisa dan pembahasan diperoleh Nilai OEE pada tahun 2015 dan 2016 yaitu 94,03% dan 94,41% dari hasil kedua nilai OEE tersebut masih tetap masuk standar wold class yaitu minimal 85%. Untuk menjaga nilai OEE agar tetap stabil melakukan perbaikan dengan mengaktifkan Total Productive Maintenance yang didalamnya meliputi autonomous maintenance perawatan kecil yang dilakukan operator untuk diterpakan untuk menjaga kondisi mesin.
Kata kunci: Overall Equipment Effectiveness (OEE), autonomous maintenance, six big losses, Total Productive Maintenance (TPM)
|