ABSTRAK :
Penerbangan perintis di wilayah Papua terutama untuk rute Nabire - Mulia sangat penting dan diperlukan untuk menunjang kemajuan wilayah Papua dalam hal kemajuan perekonomian dan hal kemajuan masyarakat terpencil yang masih sulit dilalui oleh moda transportasi lainnya. Dalam analisis ini penulis menganalisi dengan menghitung manual berdasarkan rumus dan data-data yang didapatkan.
Skripsi ini menghitung biaya operasional menggunakan referensi ATA 1967, dan Hisar M. Pasaribu 2002. Rincian biaya operasional terdiri dari Direct Operating Cost (DOC) dan Indirect Operating Cost (IOC). DOC meliputi biaya crew, biaya fuel, biaya leasing, biaya perawatan, dan biaya asuransi. Sedangkan IOC meliputi biaya pelayanan di darat, biaya promosi, dan biaya administrasi. Tipe pesawat yang dijadikan obyek perhitungan adalah pesawat N219, Twin Otter DHC6-400 dan Cessna Caravan 208 untuk rute Nabire-Mulia. Total Biaya Operasional (TOC) untuk N219, 712,135USD/BH dengan harga tiket Rp. 797.583.- dengan load faktor 60%, TOC pesawat DHC6-400 adalah 708,11 USD/BH dengan harga tiket Rp. 793.080.-, dan TOC C208 adalah 424,077 USD/BH dengan harga tiket Rp. 633.225.
Sehingga type pesawat Cessna Caravan 208 di rute Nabire – Mulia lebih efisien dibandingkan dengan N219 dan Twin Otter DHC6-400, dan harga tiket Rp. 849.811.-
Kata Kunci : DOC, IOC, Harga Tiket, Nabire, Mulia , PAPUA
|