ABSTRAK :
Secara geografis, Makassar yang terletak di Indonesia bagian tengah sebagai
Hub jalur penerbangan serta jalur perjalanan arus pemindahan barang dan
penumpang dari Indonsia barat ke Indonesia timur. Hampir seluruh rute
penerbangan dari Jawa, Sumatra dan Kalimantan yang akan ke Nusa Tenggara dan
Papua melewati titik Hub menuju ke Indonesia timur, sehingga bisa dipahami akan
terjadi penumpukan arus angkutan penumpang dan barang dengan menggunakan
transportasi udara di Makassar. Pesawat boeing 737 khususnya B737-300 yang
banyak digunakan maskapai penerbangan mempunyai keterbatasan operasional dan
daya muat pesawat. Keterbatasan operasional ini meliputi keterbatasan sistem
navigasi pendukung operasi penerbangan baik di ground maupun di dalam pesawat.
Analisis grafis pada grafik improved climb pesawat yang mengacu pada
FPPM B737-300 menjadi tolak ukur dalam pemecahan masalah berupa penambahan
daya muat yang akan mengantisipasi tidak akan terjadinya penumpukan yang begitu
banyak pada Bandara di Makassar. Data Runway weight chart yang menjadi batasan
penting sebagai syarat melakukan improved climb adalah dari selisih antara take off
performance yang dibatasi oleh Field dan climb limit. Selisih tersebut yang akan
diproses dengan menggunakan analasis grafis dari grafik Improved climb B737-300.
Analisis grafis ini mendapatkan hasil climb weight improvement yang akan
digunakan pada batasan nilai TOW sebelum dilakukan improve. Hasil penambahan
yang telah ditambahkan tersebut memiliki hasil imporved climb, hasil improved
climb itu juga tidak sepenuhnya bisa dipakai untuk penambahan daya muat, karena
tetap harus mengacu pada safety performance, penambahan itu akan dilihat dengan
hasil data terkecil pada perhitungan weightnya, baik itu pada restriced MZFW,
MTOW, atau MLDW. Jika penghitungan Allowe Load improved climb restriced by
TOW lebih besar dari hasil lainnya, maka yang diambil adalah restriced by ZFW
atau by LDW.
Kata Kunci : daya muat, improve climb, Merpati Nusantara Airlines.
Percakapan Obrolan Berakhir
|