ABSTRAK :
Meningkatnya pertumbuhan intelektualitas masyarakat indonesia, dan secara bertahap
telah banyak terperbaikinya kualitas ekonomi masyarakat indonesia, sangat berdampak kepada
industri penerbangan yang sangatlah tumbuh subur, terbukti pertambahan jumlah penerbangan
di setiap tahunnya meningkat sebagaimana posting yang di keluarkan oleh PT (Persero)
Angkasa Pura I dan II, Kementerian Perhubungan. Namun ternyata perkembangan yang baik
ini tidak sejalan dengan peningkatan kualitas penerbangan di Indonesia sehingga tidaklah heran
bahwa Kompas merilis bahwa ditahun 2014 lebih dari 30 kecelakaan pesawat di Indonesia,
yang kemudian di lansir oleh KNKT bahwa kecelakaan pesawat bukanlah dari faktor tunggal,
dan masalah komunikasi merupakan masalah yang paling banyak terjadi. Tingginya dan
crowdednya traffic Bandar Udara Internasional Adisutjipto membuat banyak khawatir banyak
pihak, yang menyebabkan pengajuan pemindahan bandara di area kulon progo.
Penelitian ini merupakan usaha kecil untuk mengetahi sejauh mana kepadatan traffic di
Bandar Udara Internasional Adisutjipto, sehingga dapat diketahui apakah masih terdapat
potensi didalam traffic ADC yang dapat di eksplorasi ataukah tidak. Kemudian dari pada itu
penelitian ini juga mengulas sejauh mana prasarana komunikasi dan navigasi mendukung
pengaturan lalulintas udara dengan melihat kondisi serta sistem perawatan dari Dinas
Engineering Airnav Indonesia yang didalamnya mencakup kebutuhan personil Dinas
Engineering Airnav Indonesia.
Pembahasan mengenai traffic ADC, penulis mengukur kepadatan traffic dengan melihat
holding yang terjadi, dimana holding merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan Air Traffic
control mengatur lalulintas udara, sehingga waktu-waktu terjadinya holding penulis
kelompokan dalam kelompok hari yang terbagi dalam jam penerbangan aktiv, sehingga
diharapkan dapat melihat hari-hari yang sangat padat di dalam satuan per- jam kerja Airnav
Indonesia. Kemudian didapatlah bahwasanya masih sangat terdapat kelonggaran traffic yang
dapat dimaksimalkan, dan ini merupakan peluang bagi maskapai untuk menambah
penerbangan dari dan menuju Yogyakarta, sehingga walaupun meninjau pemindahan Bandar
Udara Internasional Adisutjipto ke Areal kulonprogo tidak dapat hanya melihat 1 faktor saja,
namun dari analisa penulis didapatkan jika ditinjau dari segi Traffic maka tidaklah menjadi
urgensi untuk memindahkan Bandara Internasional Adisutjipto, dan ditambah lagi prasarana
komunikasi dan navigasi yang tersedia dengan baik sangan mendukung kinerja penerbangan
di Bandar Udara Internasional Adisutjipto walaupun dari hasil peneltian penulis Dinas
Engineering perawatan instrumen pendukung masihlah sangat minim untuk dapat dikatakan
cukup.
Kata Kunci : Traffic Aerodrome Control Service (ADC), Air Traffic Service (ATS), Holding,
Air Traffic Control, dan Air Traffic Flow Analysis
|