ABSTRAK :
Sentra-sentra pertanian jamur tiram di Yogyakarta masih menggunakan cara
tradisional dalam mengontrol suhu dan kelembapan rumah jamur yaitu dengan
melakukan penyiraman serta membuat kubangan-kubangan air. Metode ini memiliki
banyak kelemahan diantaranya suhu dan kelembapan yang terbentuk tidak sesuai
dengan kondisi ideal yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur. Dalam mengontrol
suhu dan kelembapan rumah jamur yang ideal, diperlukan alat pelembab udara yang
memiliki tingkat efisien lebih tinggi dari pada cara tradisional.
Tujuan dari penelitian ini adalah merancang sebuah alat pelembap udara
sederhana menggunakan pipa PVC, nozzle sprayer, dan pompa untuk memudahkan
petani jamur saat proses pertumbuhan jamur, mengetahui kehilangan tekanan fluida
pada alat pelembab udara, dan mengetahui perbedaan relative humidity antara cara
tradisional dan alat pelembab udara. Penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian kuantitatif untuk merancang alat pelembap udara.
Hasil dari penelitian ini adalah tekanan masuk pada nozzle sprayer 1 adalah
sebesar 381266,932 Pa, pada nozzle sprayer 2 adalah 300941,084 Pa dan pada nozzle
sprayer 3 adalah sebesar 300481,573 Pa maka kebutuhan tekanan total adalah sebesar
982689,589 Pa. Dari data hasil pengujian selama 5 hari didapatkan bahwa
penyiraman dengan alat pelembab udara akan menghasilkan Relatifve Humidity (RH)
rata-rata sebesar 88,6% dan dengan cara tradisional Relative Humidity (RH) yang
dihasilkan adalah 78,6%
|