ABSTRAK :
Permasalahan yang sering terjadi pada penanganan bagasi di PT. Gapura angkasa
cabang Yogyakarta adalah Kerusakan dan kehilangan. Ada 5 jenis mode kegagalan yaitu
Delay, Tergores, Roda patah, Kancing terlepas, Benar-benar hilang. Hingga saat ini
pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan belum terlalu maksimal, terlihat dari rata-rata
kegagalan selama 12 periode 7,3 %, dan peta kontrol p menunjukan bahwa masih ada produk
cacat yang berada di luar batas kendali atas.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Failure Mode adn Effect Analysis
( FMEA). Faylure Mode and effect analysis (FMEA) digunakan untuk menganalisis akar
penyebab dari suatu kegagalan dan untuk menentukan prioritas tertinggi dalam melakukan
perbaikan dengan cara mengalikan nilai severyti, Ocurance, dan Detection untuk
memperoleh nilai RPN tertinggi yang merupakan prioritas utama dalam perbaikan.
Faktor yang menjadi penyebab dari kerusakan dan kehilangan adalah kurangnya
ketelitian seperti kesalahan membaca dan memasukan data, kelelahan, lost conecting,
kesalahan data, terkena karatan Cargo train, panas, bisingan, kurang hati-hati, label bagasi
terlepas, dan sengaja diambil orang ( dicuri). Kerusakan dan kehilangan yang terjadi pada
penanganan bagasi di PT. Gapura angkasa cabang yogyakarta ada 5 yaitu Delay 50,41 %,
Tergore s 20,12%, Roda patah 16,04%, Kancing terlepas 12,98%, Benar-benar hilang 1,35%.
RPN tertinggi adalah delay dengan nilai 200 atau hasil perkalian nilai Severity 8, Ocurance 5,
dan Detection 5, dan Delay merupakan priritas utama dalam perbaikan
|