ABSTRAK :
Salah satu upaya dalam meningkatkan kinerja (performance) turbojet engine adalah dengan meningkatkan energi panas yang dihasilkan dalam proses pembakaran, namun energi panas yang dihasilkan dalam proses pembakaran akan selalu dibatasi oleh Turbine Inlet Temperature (TIT). Pada dasarnya Turbine Inlet Temperature (TIT) selalu dibatasi pada batas ketahanan termal dari materi turbine inlet atau Nozzle Guide Vane (NGV), sehingga semakin tinggi suhu masuk ke combustion chamber, maka energi panas yang dihasilkan dalam proses pembakaran akan semakin kecil. Energi panas yang dihasilkan dalam proses pembakaran yang semakin kecil akan menurunkan gaya dorong, karena gaya dorong dihasilkan dari konversi energi pembakaran. Guna menurunkan suhu masuk ke combustion chamber, maka dilakukan upaya penurunan suhu masuk ke High Pressure Compressor (HPC) dengan suatu alat yaitu intercooler.
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode simulasi, dimana model yang digunakan adalah double shaft turbojet engine yang dilengkapi intercooler dan tanpa menggunakan intercooler (konvensional). Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian matematis.
Berdasarkan dari hasil analisis termodinamis dengan menggunakan parameter perancangan yang bersifat tetap, menunjukkan bahwa kinerja turbojet engine dapat ditingkatkan dengan menggunakan intercooler. Peningkatan yang dimaksud adalah gaya dorong (F), gaya dorong spesifik (Fs), dan fuel air ratio (f). Namun, turbojet yang dilengkapi dengan intercooler mengalami penurunan Thrust Specific Fuel Consumption (TSFC). Overall Pressure Compressor (OPC) yang menghasilkan gaya dorong tertinggi (optimum OPC) pada turbojet yang dilengkapi intercooler meningkat dibandingkan turbojet konvensional (tanpa intercooler).
Keyword: Intercooler, turbojet engine
|