ABSTRAK :
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan saat ini mendorong
industri untuk meningkatkan daya saingnya terhadap competitor. Sehingga
perbaikan kualiats menjadi suatu hal yang mutlak yang harus dijaga dan dikontrol.
Kerajinan cor alumunium ED adalah salah satu home industry yang memproduksi
peralatan rumah tangga. Proses produksi meliputi proses pembuatan cetakan,
pengecoren, penggerindaan, pengikiran, pembubutan, pemolesan dan pengepakan.
Mode kegagalan yang terjadi pada proses produksi cor alumunium ED ada
enam, yaitu cacat retak 12,67 persen, lubang12,72, pecah 18,66 persen, tanjak 9,05 persen,
merayang 43,34 persen, dan lis 3,56 persen. Hingga saat ini pengendalian yang dilakukan
oleh perusahaan belum maksimal, terlihat dari rata-rata produk gagal selama
delapan periode yaitu 9,0 persen dan peta kontrol p menunjukkan bahwa produk cacat
berada diluar batas kendali atas .
Dengan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dapat
mengidentifikasi dan menganalisa kegagalan yang terjadi. Metode ini akan
menentukan dan mengalikan nilai severity, occurrence dan detection sehingga
diperoleh Risk Priority Number (RPN). Mode kegagalan dengan RPN terbesar
merupakan prioritas dalam dilakukannya tindakan perbaikan. Jenis kegagalan
yang menjadi perioritas perbaikan di kerajinan cor alumunium ED adalah mode
kegagalan merayang. Dengan nilai severity 9, occurrence 8 dan detection 8
sehingga diperoleh RPN sebesar 576.
Kata Kunci :Mode kegagalan, peta kontrol p, Failure Mode and Effect
Analysis (FMEA), RPN
|