ABSTRAK :
Bagian Operation mempunyai pengaruh besar terhadap keberangkatan karena peran dari operation sebagai pelaksana teknis di lapangan (apron), kesalahan dalam bentuk apapun bisa berakibat terhadap penundaan keberangkatan, untuk menghindari hal tersebut peran manajemen operation harus sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP).
Metode observasi dan wawancara digunakan untuk menentukan data primer yaitu mode kesalahan pada bagian operation, data primer berupa kualitatif diolah menjadi kuantitatif dengan memberi nilai atau rating menggunakan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) yang berbasis 5W1H (what, where, when, why, who, how) untuk menilai tingkat risiko pada setiap jenis kesalahan penulis menggunakan Risk Level Matrix yaitu tabel untuk menentukan kesalahan yang harus di prioritaskan. Pokok permasalahan ditentukan dengan nilai Risk Priority Number (RPN) tertinggi dari tingkat kesalahan terulang (Probability), tingkat kuatnya kesalahan (Severity) dan tingkat kesalahan yang diketahui (Detectability).
Kesalahan yang sering terjadi pada bagian operation adalah staf terlambat datang saat pergantian sif kerja yang membuat proses pelayanan terganggu. Sumber daya manusia yang kurang produktif sangat berpengaruh terhadap pelayanan ground handling yang mempunyai risiko besar dan jadwal padat.
Kata Kunci: Delay, Failure and Effect Analysis (FMEA), Ground Handling, Operation, Risk Level Matrix.
|